Pemuda cerdas lawan radikalisme : moment sumpah pemuda gelorakan semangat nasionalisme
Sumpah
pemuda mengingatkan kita kepada semangat persatuan dan kesatuan dalam merebut
kemerdekaan republik indonesia dari bangsa penjajah, semangat tersebut digelorakan
dalam bentuk ikrar sumpah pemuda yang mengatakan berbahasa satu bahasa
indonesia, berbangsa satu bangsa indonesia dan bertanah air satu tanah air
indonesia. Bagaimana realisasi dari pemaknaan
sumpah pemuda sekarang ini, apakah semangat persatuan dan cinta tanah air masih
ada dalam benak pemuda kita sekarang ini. Jawabannya ada pada jati diri kita
sebagai pemuda indonesia. Jika kita mengaku bangsa indonesia maka sudah
selayaknya kita menghargai dan mengaplikasikan sumpah pemuda tersebut di
kehidupan sekarang ini.
Bangsa
indonesia sekarang sedang dilanda oleh masalah yang besar yaitu masuknya
idiologi radikalisme-terorisme mengarah kepada tindakan kekerasan
mengatasnamakan agama. idiologi yang dipelopori
oleh organisasi ISIS ini sudah mampu merubah tatanan kehidupan bangsa indonesia
yang dulunya damai menjadi kocar-kacir. Idiologi ini sudah berhasil merekrut rakyat
indonesia menjadi para kombatan penebar kebencian, fitnah, kekerasan melalui
propaganda yang mereka lakukan. kondisi ini lebih diperparah lagi karena banyak
anak muda di indonesia ikut masuk dan simpati dalam gerakan yang mereka bangun.
beberapa rangkaian peristiwa menjadi bukti nyata keterlibatan pemuda dalam
gerakan ini seperti peristiwa pengemboman dan teror di
jl. Thamrin jakarta oleh pemuda berusia 20-30 tahun, pelaku di medan masih
berusia 18 tahun. Serangkaian aksi terorisme sebelumnya mulai dari bom bali-1,
bom gereja kepunton, bom di jw marriot, hotel ritz-carlton, aksi penembakan pos
polisi singosaren di solo, bom di beji dan tambora misalnya juga melibatkan
pemuda, demikian pula rencana bom panci yang akan di ledakkan di istana, calon
pelaku wanita yang masih sangat muda, terakhir hari ini 23 maret 2017, empat
teroris yang di tangkap di cilegon banten juga pemuda (satu meninggal).
Fakta
diatas semakin dipertegas betapa pemuda menjadi golongan yang sangat rentan disusupi
idiologi radikalisme-terorisme ini. Berikut hasil penelitian dari beberapa
lembaga :
1.
Setara institute dalam kajiannya menemukan bahwa satu dari 14
siswa di jakarta dan bandung setuju atas keberadaan islamic state (is).
2.
Riset maarif institute pada 2011 tentang pemetaan problem
radikalisme di smu negeri di empat daerah (pandeglang, cianjur, yogyakarta, dan
solo), yang mengambil data dari 50 sekolah, mengkonfirmasi fenomena tersebut.
Menurut riset ini, sekolah menjadi ruang yang terbuka bagi diseminasi paham apa
saja. Karena pihak sekolah terlalu terbuka, kelompok radikalisme keagamaan
memanfaatkan ruang terbuka ini untuk masuk secara aktif mengkampanyekan
pahamnya dan memperluas jaringannya. Kelompok-kelompok keagamaan yang masuk
mulai dari yang ekstrem menghujat terhadap negara dan ajakan untuk mendirikan
negara islam, hingga kelompok islamis yang ingin memperjuangkan penegakan
syariat islam (jurnal maarif, vol. 8. No. 1, juli 2013).
3.
Fahmina institute juga melakukan kajian dan merilis dalam kurun
waktu tahun 2012-2015 ditemukan 33 tindakan pelanggaran dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama, juga ditemukan adanya pengaruh organisasi-organisasi
kemahasiswaan di kampus yang mengajak pada perilaku intoleran berbau radikalis
mengarah pada terorisme, yang seolah dibiarkan begitu saja menjajakan
pengaruhnya.
4.
Kajian oleh sosiolog dari ugm, m. Najib azca, s.sos, ma, ph.d,
menemukan bahwa dalam dua tahun terakhir saja, setidaknya terdapat 37 pemuda
yang teridentifikasi tergabung atau terasosiasi dengan kelompok jejaring pelaku
terorisme di tanah air.
Melihat
data dan fakta diatas memberikan kita gambaran bahwa pemuda menjadi sasaran
empuk dari kelompok radikal ini. Faktor yang menyebabkan pemuda gampang sekali masuk
dalam idiologi ini adalah masa pemuda merupakan masa pencarian jati diri,
faktor ini yang membuat pemuda sangat gampang di cuci otaknya ( brain wash ) oleh paham-paham radikal yang
menjurus kepada terorisme.
Bagaikan
penyakit yang sudah akut radikaisme-terorisme sudah menjalar melalui berbagai
macam saluran baik melalui hubungan keluarga, masyarakat, pertemanan, bahkan
melalui perjodohan. Strategi yang paling modern sekarang mereka lakukan melalui
jejaring internet dengan cara mengirimkan konten-konten yang berbau propaganda
dan fitnah terhadap sebuah fakta. Masih ingat pengrusakan gereja di sumatra, kelompok
ini melakukan fitnah melalui media sosial sehingga masyarakat menjadi terhasut
dan menimbulkan konflik.
Penyebaran
konteks radikal melalui dunia maya lebih berbahaya dari peristiwa pengeboman dan
gempa bumi sekalipun. Mengapa, karena dunia maya sangat disukai oleh masyarakat
terutama bagi golongan pemuda. Data membuktikan bahwa 50% penggunaa internet di
indonesia didominasi oleh kelompok pemuda. Hal ini akan sangat sulit diawasi
karena media sosial merupakan privasi seseorang, tidak mungkin pemerintah melalui
aparat kepolisian melarang kita menggunakan media internet. Melihat fakta diatas
apa yang seharusnya dilakukan oleh pemuda dalam mempertahankan NKRI ? jawabnya
adalah sebagai generasi penerus bangsa kita harus cerdas terhadap segala bentuk
propaganda yang dilakukan oleh kelompok radikal. Langkah cerdas yang harus
dilakukan adalah dengan menunjukkan sikap-sikap kepahlawanan seperti yang
dicerminkan oleh budi utomo meliputi cinta tanah air dan bangsa, nasionalisme
tanpa batas, setia pada pancasila sebagai idiologi bangsa dan menghormati
perbedaan sebagai anugrah tuhan yang maha esa. Terhadap gerakan radikalisme dan
terorisme maka harus tertanam sikap untuk melawan radikalisme dengan cara: 1)
bijak dalam menggunakan media sosial, jangan langsung di konsumsi sebelum
dikaji, 2) menjadi agen perdamaian, karena kedamaian adalah sebuah keniscayaan,
3) melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan terkait dengan
radikalisme-terorisme kepada aparat kepolisian.
Sikap-sikap
diatas merupakan cara cerdas yang harus dipegang oleh seorang pemuda sebagai
generasi penerus bangsa, jika masih berfikir radikal maka lebih baik tidak usah
hidup di indonesia karena bangsa indonesia cinta kedamaian. Mari kita sambut moment
sumpah pemuda dengan semangat kebangsaan dan tolak segala bentuk idiologi yang
mengancam bangsa indonesia termasuk radikalisme-terorisme.